KemenKopUKM: Perlu kerja keras kejar rasio kewirausahaan 2045

- Jurnalis

Jumat, 17 November 2023 - 17:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat ini rasio kewirausahaan kita baru mencapai 3,47 persen dan membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa meningkatkannya

Jakarta (Rumah Bicara) – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesMenkopUKM) Arif Rahman Hakim mengatakan Indonesia harus kerja keras untuk mengejar target kenaikan rasio kewirausahaan hingga mencapai 12 persen pada 2045 yang merupakan prasyarat utama menjadi negara maju.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Indonesia pada tahun 2045 diprediksi oleh berbagai lembaga dunia menjadi negara maju. Namun salah satu syarat negara maju untuk menjadi negara maju tingkat rasio kewirausahaan harus mencapai 12 persen. Saat ini rasio kewirausahaan kita baru mencapai 3,47 persen dan membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa meningkatkannya,” kata SesMenKopUKM Arif saat Diskusi Media UMKM Naik Kelas Menuju Indonesia Emas di Gedung KemenKopUKM Jakarta, Jumat.

Arif menuturkan bahwa pemerintah sedang berfokus dalam pengembangan kewirausahaan pada inovasi yang menjadi salah satu kunci untuk menghadapi tantangan transformasi tren dunia yang cukup cepat.

Menurutnya, inovasi juga dibutuhkan oleh UMKM untuk berkembang lebih jauh hingga naik kelas.

“KemenKopUKM telah melaksanakan pembahasan terkait masukan indikator UMKM naik kelas bersama dengan berbagai pihak yang melakukan pembinaan terhadap UMKM mulai peneliti kementerian/lembaga hingga asosiasi UMKM. Hasilnya dalam menentukan UMKM naik kelas perlu diperhatikan beberapa hal,” ucapnya.

Baca juga: Kemenkop UKM sebut indeks digitalisasi tolak ukur pengembangan UMKM

Baca juga: Modernisasi kelembagaan jadi salah satu alasan revisi UU Perkoperasian

Beberapa hal yang menentukan UMKM naik kelas, pertama terwujudnya seluruh variabel yang menjadi amanat PP 8/2021 tentang modal dasar perseroan serta pendirian, perubahan dan pembubaran perseroan yang memenuhi kriteria UMKM.

Baca Juga :  SPSL komitmen wujudkan efisiensi rantai logistik di Tanah Air

Kedua, terwujudnya kenaikan omzet UMKM. Ketiga, inklusifitas UMKM dalam pemanfaatan teknologi informasi, lalu terwujudnya kemudahan ekspor dan kemudahan akses informasi dan yang terakhir adalah terwujudnya klasterisasi dan hilirisasi produk.

“Sebagaimana dilakukan pilot proyek rumah produksi bersama yang diharapkan dapat direplikasi di daerah lainnya,” tuturnya.

Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM, Deputi Bidang UKM, KemenKopUKM, Temmy Satya Permana menambahkan upaya pemerintah mendorong UMKM naik kelas dihadapkan pada masalah yang cukup serius di tengah masifnya perkembangan teknologi informasi.

Menurutnya, pelaku usaha yang mayoritas adalah pelaku usaha mikro justru dihadapkan pada perang harga di dalam platform digital. Masalah lain, lanjutnya, adalah pelaku UMKM didominasi oleh reseller daripada produsen.

Hal itu mengakibatkan multiplier effect dari UMKM menjadi tidak begitu besar. Belum lagi UMKM yang mayoritas usaha mikro merupakan pelaku usaha subsisten.

“Ironisnya ekonomi digital ini isinya 90 persen dari pelaku usaha kita adalah reseller bukan produsen. Nah ini jadi tugas berat bagi kami dan Kementerian Lembaga terkait yang membina UKM, KemenKopUKM hanya sebagai koordinator,” ucap Temmy.

Baca juga: Kemenkop UKM fasilitasi kerja sama komoditas susu dengan koperasi

Baca juga: KKP jalin komunikasi dengan KemenKopUKM soal potensi rumput laut

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © Rumah Bicara 2023

Sumber : www.antaranews.com

Berita Terkait

PLN Indonesia Power tegaskan komitmen transisi energi di COP28 Dubai
300 mobil listrik pertama Xiaomi siap masuk dapur produksi
PT. ASDP Ferry Indonesia siapkan delapan kapal ferry jelang Hari Nusantara 2023
Pakar: Green shipping langkah maju Pertamina capai NZE 2060
Kemarin, tebus subsidi pakai KTP hingga ancaman bom Pelita Air
Menparekraf: Kampus Bambu Komodo hadirkan produk ekraf berkelanjutan
Bulog: Bendungan Lau Simeme positif untuk produksi beras Sumut
Menteri PUPR: Infrastruktur keagamaan ciptakan lingkungan berbudaya

Berita Terkait

Kamis, 7 Desember 2023 - 11:12 WIB

Alphabet perkenalkan model kecerdasan buatan Gemini

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:11 WIB

Mantan kepala keamanan Twitter gugat X karena dipecat sepihak

Kamis, 7 Desember 2023 - 01:02 WIB

Menkominfo ajak lulusan STMM ambil peran dalam digitalisasi nasional

Kamis, 7 Desember 2023 - 00:01 WIB

Akhirnya rilis, trailer GTA 6 konfirmasi berbagai rumor

Rabu, 6 Desember 2023 - 23:01 WIB

Menkominfo ajak ASKALSI kolaborasi optimalkan potensi SKKL

Rabu, 6 Desember 2023 - 21:59 WIB

Kemenkominfo identifikasi belasan hoaks selama sepekan kampanye Pemilu

Rabu, 6 Desember 2023 - 20:58 WIB

Telkomsel perkuat infrastruktur sambut libur Natal dan Tahun baru

Rabu, 6 Desember 2023 - 19:56 WIB

Telkomsel kembali luncurkan DCE untuk bantu akselerasi bisnis UKM

Berita Terbaru

TEKNO

Alphabet perkenalkan model kecerdasan buatan Gemini

Kamis, 7 Des 2023 - 11:12 WIB

TERKINI

Harga minyak turun tertekan kekhawatiran permintaan global

Kamis, 7 Des 2023 - 10:31 WIB